
sebenar-benar perkataan ialah kitab Allah dan sebaik-baik jalan pimpinan ialah jalan pimpinan Muhammad (s.a.w) dan (sebaliknya) sejahat-jahat perkara ialah perkara-perkara baharu (yang) diada-adakan dalam agama), sedang tiap-tiap perkara baharu (yang diada-adakan dalam agama) itu adalah bid'ah dan tiap-tiap bid'ah itu sesat..
Kunjungan Tetamu
OK TAK BLOG NI?
Pilih Tajuk Melarik
Followers
Sunday, February 8, 2015
Mengkaji Daya Tahan Diri Generasi Ketiga Ikhwanul Muslimin
185 tokoh pusat Ikhwan terancam hukuman mati. Orang-orang hebat Mesir mulai daripada murabbi terhebat hingga penyumbang pingat dunia kini disumbat dalam penjara rampasan kuasa. Dituduh pengganas, dihukum mati, dipecat dari kampus, pekerjaan, bahkan status kewarganegaraan. Ribuan orang mati, dibantai tanpa peduli tua muda atau anak belum dewasa. Bahkan seorang pahlawan perang 1973, beberapa pegawai tentera yang pernah memenangi anugerah bintang, digerus hingga mampus.
Tidak seperti Salafy An-Nur yang bangga dipuja-puji As-Sisi, bahkan membuka diri untuk menerima calaon-calon ex-parti NDP Mubarak. Generasi muda IM terus mengobarkan semangat menentang tanpa berhenti. kereta kebal dan helikopter Apache yang dikerahkan, tak membuat melemah semangat generasi ketiga Ikhwan. Darah syuhada menjadi tenaga tak tertanggung. Berkobar semangat juang tak kenal patah arang.
Pantas saja, tentera rampasan kuasa mulai kelam kabut. Pihak kudeta semakin kejam. Tapi dunia Barat baru sedar pembunuhan penunjuk perasaan, apabila polis membunuh aktivis Sosialis kiri Syima As-Shabbag. Maka senjata paling ampuh adalah menggerakkan orang-orang agamawan, yang tak segan lagi memutarbelitkan dalil demi meraih restu tentera rampasan kuasa. Tentang hal ini akan dibuat tulisan khusus.
Apa yang menjadi pendorong kekukuhan organisasi muda Ikhwan?
1. Ruh al-hurriyyah. Jiwa merdeka. Enggan menjadi budak yang menghambakan diri pada penguasa yang pengecut. Ini masalah militan. Komitmen dengan cita-cita dasar manusia: meraih merdeka dan menghambakan diri sepenuhnya pada Allah Taala.
2. Ruh at-tamkin. Jiwa prestatif. Mereka adalah generasi yang sudah teruji di setiap aksi. Sejak lama terlatih menjadi pelayan umat dan pengabdi masyarakat. Transaksi dengan Allah tidak lagi sekadar teori. Namun dilakukan sepenuh hati, tanpa peduli yang diperjualbelikan adalah harta dan jiwa.
3. Ruh al-qudwah. Jiwa keteladanan. Mereka meneladani sepak terajang baginda Nabi, sahabat, tabiin, salafus soleh. Tidak hanya dalam ritual, namun hingga pada pengorbanan. Keteladanan ini mereka dapatkan dari mutiara tarbiyah. Mulai dari Mursyid Aam Ikhwanul Muslimun, anggota Maktab Irsyad, hingga kepemimpinan terkecil.
4. Ruh al-'isyq. Jiwa rindu meraih syahid. Menentang Yahudi dan agen-agennya, tak boleh dilakukan hanya dengan menyebarkan buletin, seminar, apalagi lambang di kain rentang. Menentang kejahatan perlu keberanian. Pelaksanaannya, syahid di medan jihad melawan penguasa zalim. Ikhwan menahan diri untuk angkat senjata. Bukan tidak bersedia dan tidak mampu. Aksi damai ternyata membongkar tabir lebih dalam: membersihkan anasir jahat di dalam tubuh umat. Anasir jahat yang hingga kini membuat umat Islam tersekat dan terus mati. Wallahu A'lam.